Kali ini gw ingin membahas mengenai dorama yang baru saja selesai gw tonton.
Akhirnya gw berhasil menamatkan satu judul dorama yang sempat membuat gw penasaran di masa awal penayangannya yaitu Kikazaru Koi Ni Wa Riyuu Ga Atte atau berjudul Inggris Why I Dress Up For Love.
Dorama yang dibintangi oleh Kawaguchi Haruna dan Yokohama Ryuusei ini menceritakan kisah tentang kehidupan Mashiba Kurumi, seorang influencer yang juga merupakan pegawai kantoran bagian PR yang mengurusi sosial media.
Karena pekerjaannya itulah, Kurumi tidak bisa lepas dari ponselnya. Dia bahkan mengaku akan gelisah kalau ponselnya sampai ketinggalan.
Suatu hari, Kurumi bertemu dengan Fujino Shun, lelaki minimalis berjiwa bebas yang bahkan tidak suka memegang handphone. Shun mengantarkan Kurumi ketika dia salah arah dan sempat membuatnya kesal karena meledek kebiasaannya soal ponsel.
Tapi seperti cerita drama pada umumnya, mereka kembali bertemu. Ternyata, Shun adalah salah satu penghuni share house yang baru saja ditinggali Kurumi dan merupakan tetangga sebelah kamarnya persis.
Selanjutnya,bisa ditebak kalau akan terjadi banyak cerita di rumah yang ditinggali lima orang itu. Lalu. Seperti apakah kisah para penghuni rumah itu?
Bagaimanakah kehidupan pekerjaan Kurumi dan kisahnya dengan Shun? Apakah akan berjalan lancar atau penuh badai?
Gak seru dong ya kalau semuanya gw jawab disini? Kaburrrr ….πππ Gak kok bercanda, postingannya selesai dong kalau gw kabur.
Baiklah kita lanjutkan dengan kesan gw ya.
Kesan gw tentang dorama ini adalah menyenangkan untuk ditonton.
Padahal kalau dipikir-pikir, cerita dorama ini sendiri punya pattern yang sudah umum dipakai di dunia drama. Dimana dua orang yang terlihat datang dari dunia yang berbeda bertemu, bertengkar dan jatuh cinta.
Kalau begitu, apa yang membuatnya menyenangkan untuk ditonton?
Kalau menurut gw pribadi, alasan yang membuat dorama ini enak ditonton adalah mampu memadukan pattern yang sudah umum dengan cerita yang enak diikuti dan menghadirkan karakter yang bisa membuat orang akan merasa relate.
Cerita yang terjalin antara Kurumi dan Shun memang punya pola yang umum, tapi gw suka dengan alur diantara keduanya yang tidak banyak drama dan cenderung jujur satu sama lain. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk saling mengakui perasaan dan kalaupun terjadi kesalahpahaman, mereka minta maaf dan membicarakannya
Mereka juga bukan pasangan yang suka umbar kemesraan berlebihan dan tetap bisa berbeda pendapat tapi cepat berbaikan, jadi gw enjoy aja gitu waktu nontonnya.
Bagi gw, kisah mereka bisa enak diikuti karena Kurumi dan Shun merupakan dua karakter yang sangat berbeda.
Profesi Kurumi yang seorang influencer dan bagian PR menuntutnya untuk selalu menunjukkan sisi terbaik dari dirinya, padahal ada masanya dia down dan insecure juga, tapi itulah yang membuat karakternya terasa nyata.
Tapi yang gw suka dari Kurumi adalah sifatnya yang selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya juga hubungannya baik itu dengan Shun maupun orang lain.
Sementara Shun yang punya profesi koki ini adalah pemuda yang sangat enggan berurusan dengan smartphone, dia juga tidak suka mengikuti aturan makanya dia membuka usaha bar mobil.
Orangnya sangat easy going dan lebih suka membiarkan sesuatu mengalir apa adanya sehingga sempat beberapa kali terlibat pertengkaran dengan Kurumi.
Tapi di satu sisi, ia adalah orang yang suka menolong orang dan bisa mengucapkan kata-kata yang bermakna dalam yang bisa jadi adalah suara hati dari banyak orang yang tidak berani diungkapkan.
Meski kerap terlihat konyol, Shun juga terasa misterius.
Selain Kurumi dan Shun, kita juga akan bertemu dengan penghuni lain dari share house ini yang punya kisahnya masing-masing.
Ada Kouko, pemilik Share House yang merupakan kenalan lama Kurumi. Kouko adalah sosok ibu bagi semua penghuni share house. Meski sudah berusia setengah abad, dia tidak pernah kehilangan semangat dan energy positif dalam hidupnya.
Padahal hidupnya tidak bisa dibilang mudah karena ia belum lama bercerai dan impiannya untuk belajar ke luar negeri harus pupus karena ditipu.
Berikutnya ada Haru-Chan. Dia merupakan sepupu Shun yang membuka praktek konsultasi online. Sifatnya peka,baik hati dan perhatian. Buat gw, dia ini terlihat seperti sosok kakak buat yang lainnya.
Awalnya, dia tertarik dengan Kurumi dan mencoba mendekatinya tetapi akhirnya memilih mundur.
Selanjutnya, ada Hase-Chan yang awalnya jarang terlihat karena sering menyendiri di kamarnya.
Hase-Chan adalah seorang seniman yang sangat suka melukis namun kurang sukses.
Di awal cerita, gw pikir dia akan jadi tokoh yang menyebalkan karena terlihat dingin dan jutek gitu. Tapi seiring berjalannya cerita, gw bisa lihat sisi lain dari Hase-Chan.
Di pertengahan cerita, rumah ini kedatangan Hayama atau yang sering dipanggil sebagai bos Orca. Hayama mrupakan mantan bos dari Kurumi yang juga merupakan gebetan Kurumi selama 7 tahun.
Walau bisa dibilang merupakan saingan Shun, tapi bos yang satu ini sama sekali jauh dari kata menyebalkan kok. Dia dewasa, ramah, supel, tipe karakter yang akan banyak bikin galau penonton harus mendukung siapa wkwkwwkwkwkwk.
Selain yang sudah gw sebutkan, beberapa karakter pendukung yang kerap muncul adalah rekan satu divisi Kurumi yang baik dan lucu.
Kesimpulannya sih, menurut gw dorama ini cocok banget ditonton oleh teman-teman yang suka cerita yang ringan atau penggemar komedi romantis.
Siapa tahu teman-teman ketularan senyum saat nonton kan πππ
Sekian dulu postingan kali ini.
Terima kasih sudah mampir dan baca.
Bagi yang udah nonton, boleh loh berbagi kesan-kesannya disini.
Sampai ketemu di postingan berikutnya