Holaa, minna-san, apa kabar semua? Semoga selalu sehat ya.
Kali ini, gw ingin membagikan kesan tentang film yang baru saja gw tonton yaitu Elemental. Film ini merupakan film terbaru yang dibuat oleh Disney Pixar. Dari judulnya sih, gw rasa banyak teman-teman yang sudah bisa menebak tentang apa ceritanya bukan?
Tapi sebelum masuk ke bahasan tentang film utama, gw ingin sedikit menulis tentang short movie yang umum hadir di waktu sebelum film diputar.
Short movie kali ini mengambil fokus dari karakter film Up yaitu Carl dan anjingnya, Dug. Diceritakan dalam film ini kalau Carl mendapat undangan untuk kencan dan beliau menerimanya. Hanya saja, karena sudah terlalu lama tidak melakukannya, Ia menjadi bingung sendiri dan membuat bingung Dug yang selalu menjadi ‘’korban’’ latihannya.
Buat gw, short movie ini menarik, karena dari apa yang gw ingat tentang film UP, karakter Carl ini kan cenderung galak dan tertutup gitu sama orang. Tapi disini, beliau bisa terlihat bingung bahkan curhat sama Dug itu sesuatu yang terasa beda tapi juga menyenangkan untuk ditonton bagi gw.
Oke, daripada spoiler saatnya masuk ke film utama.
Jadi, seperti judulnya, film Elemental ini menceritakan tentang karakter yang merupakan makhluk 4 elemen yaitu api,air,udara dan bumi. Kisah diawali dari kedatangan pasangan suami dan istri dari elemen api, Bernie dan Cinder Lumen ke Element City.
Keduanya sempat kesulitan karena tidak cocok dengan 3 elemen lain di kota itu sampai akhirnya berhasil menemukan rumah yang akhirnya menjadi tempat tinggal mereka selama bertahun-tahun.
Rumah tersebut pun mereka manfaatkan sebagai toko serba ada selain menjadi tempat tinggal mereka bersama dengan Ember , sang putri.
Ember adalah gadis elemen api yang sangat menyayangi orangtuanya dan selalu membantu mereka di toko. Ia bahkan bertanya-tanya kapan Ia akan mewarisi toko tersebut karena sang Ayah selalu mengatakan padanya kalau toko tersebut akan menjadi miliknya ketika Ia siap.
Namun, Ember sebenarnya memiliki masalah yakni kesulitan mengendalikan emosinya ketika berhadapan dengan pelanggan. Sesuatu yang akhirnya membuat kekacauan di hari pentingnya.
Suatu hari, ketika Ember dipercaya sang Ayah untuk melayani pelanggan sendirian, Ia kembali kesulitan untuk mengendalikan emosinya dan akhirnya membuat pipa yang ada di rumahnya rusak.
Ternyata kerusakan yang disebabkannya berbuah panjang dimana muncul, Wade, seorang inspektur dari balai kota yang tersedot ke rumahnya. Wade menemukan kalau usaha milik Bernie ilegal dan harus dibongkar yang membuat Ember marah dan terus mengejar Wade sampai ke kantornya untuk mencegahnya.
Berhasilkah Ember menyelamatkan toko keluarganya? Hm, jawaban ini rasanya lebih cocok ditemukan sendiri ya ^_^.
Oh ya, sebelum menuliskan kesan, gw perlu sampaikan informasi dulu kalau dari apa yang gw dengar sebelum nonton,film ini bisa dibilang memiliki kontroversi serta mendapat rating yang katanya kurang baik dari kritikus. Tapi gw gak akan membahas lebih dalam tentang itu ya, karena gw cuma ingin menulis kesan yang gw rasakan setelah menonton film ini.
Lalu, apa kesan gw tentang film Elemental?
Menyenangkan untuk ditonton, itulah kesan gw tentang film ini. Memang, harus diakui, kalau film ini sedikit berbeda dengan film Disney/Pixar lain yang pernah gw tonton, dimana film ini terasa lebih ringan dan sederhana.
Sebab, meskipun memiliki kata Elemental yang kental dengan unsur sihir atau kekuatan ajaib, nyatanya film ini lebih fokus pada permasalahan sehari-hari.
Misalnya Ember yang merasa perlu berbakti kepada orangtuanya meskipun bertentangan dengan kata hatinya atau orang tua yang tidak menyetujui calon pilihan anaknya karena tidak sesuai dengan standar mereka.
Ya, film ini bisa dibilang lebih fokus pada hubungan keluarga Lumen dan hubungan Ember dengan Wade yang terasa mustahil karena mereka berasal dari elemen yang berbeda yaitu api dan air.
Tapi meskipun tidak menawarkan alur cerita fantastis maupun petualangan yang seru, menurut gw film ini masih bisa dinikmati. Gw rasa beberapa orang bisa merasa relate dengan permasalahan yang dialami Ember sehingga bisa ikut merasa simpati dan ingin mendukungnya.
Selain cerita yang sederhana, hal lain yang membuat gw menikmati film ini adalah karakter yang ada di film ini. Semua bisa dibilang memiliki porsi yang pas dan tidak ada karakter yang kelewat menyebalkan.
Tapi kalau diminta untuk menyebutkan, maka karakter kesukaan gw adalah Wade, si pria dari elemen air yang muncul tidak sengaja di toko tapi akhirnya malah punya kisah dengan Ember.
Menurut gw, Wade ini menarik karena Ia lembut dan mudah terharu bahkan bisa menyebabkan banjir kalau sudah menangis tersedu-sedu. Tapi dia jugalah yang membuat Ember bisa jujur pada dirinya sendiri.
Kisahnya dengan Ember ini menurut gw asyik karena ada proses dimana mereka yang tadinya gak akur dan terlihat sangat berbeda satu sama lain ternyata bisa saling mengerti dan memiliki ketertarikan meskipun harus terhalang oleh perbedaan elemen dan restu keluarga dimana ayah Ember sangat tidak menyukai elemen air yang dianggapnya selalu memadamkan api.
Terdengar seperti serial drama banget sih mungkin, tapi menurut gw masih asyik untuk ditonton kok.
Hal lain yang gw suka adalah gambar dan warna yang ditampilkan. Gw suka banget penggambaran elemental city yang colorfull, bahkan efek air tumpah dari rel kereta juga terlihat cantik.
Kesimpulannya sih, film ini menurut gw cocok ditonton oleh teman-teman yang sedang mencari tontonan ringan dan gak berat untuk hiburan. Oh ya, kalau teman-teman hendak mengajak saudara yang masih anak-anak, mungkin perlu diberi penjelasan atau pengawasan.
Soalnya, meskipun diberi label semua umur, ada adegan ciuman yang sebenarnya kurang cocok untuk anak-anak.
Hal lain yang menurut gw menjadi catatan dari film ini adalah bagian akhir yang terasa agak kurang klimaks. Tapi secara keseluruhan, gw masih bisa menikmati film ini.
Itulah dia kesan gw tentang film Elementals. Terima kasih buat yang udah mampir dan baca ya.
Sampai bertemu di postingan selanjutnya.
Teman-teman ada yang sudah nonton filmnya? Gimana kesannya? Ada yang sama? Atau malah mungkin beda banget? Silakan berbagi kesan di kolom komentar ya.
0 comments:
Post a Comment