Tahun ini, bisa dibilang sebagai tahun yang istimewa bagi gw, dan juga mungkin bagi penggemar Detective Conan, yang menunggu film ke-28 rilis di Indonesia.
Kenapa begitu? Soalnya, hati ini dibuat merasakan berbagai macam emosi dulu sebelum bisa nonton filmnya .
Mulai dari penasaran waktu nonton trailernya, gelisah menunggu kabar kapan filmnya rilis di Indonesia, dibuat senang bukan main waktu ada event Collaboration cafe dengan tema Conan untuk pertama kalinya di Indonesia sampai dibikin geregetan waktu dapat kabar kalau waktu rilis film yang awalnya sudah diumumkan di bulan Juni/Juli, mundur cukup lama ke bulan September.
Kabar ini tentu sangat menguji kesabaran, secara di Jepang, Detective Conan movie itu selalu rilis bulan April setiap tahunnya. Jadi rilis di bulan Juli atau Agustus seperti biasanya saja sudah terasa cukup lama dan bikin rasa penasaran menumpuk. Eh, ternyata untuk tahun ini malah penantiannya lebih panjang.
Namun, sesuai dengan kata bijak yang menyatakan kalau kesabaran itu berbuah manis, begitu jugalah yang terjadi untuk para penggemar Conan, karena tanpa diduga. banyak juga kejutan yang mengikuti rilisnya One-Eye Flashback.
Misalnya, diadakannya fans-screening sampai dua kali (dengan voice message dari Takayama Minami, seiyuu Conan dan Koyama Rikiya, seiyuu Kogoro). Lalu diputarnya Conan di IMAX untuk pertama kalinya, diadakannya rally stamp, pembagian poster yang berbeda di setiap jenis bioskop sampai paket pembelian popcorn berisi Collectible Card.
Gw sendiri kebetulan baru sempat ikut mengumpulkan satu stempel untuk stamp rally. Tapi, bagi gw yang penting itu adalah rasa penasaran gw akan filmnya terbayarkan. Makanya sekarang gw pengen berbagi kesan gw ke teman-teman.
Oh iya, disclaimer dulu ya, pembahasan filmnya kemungkinan akan memberi spoiler, Jadi bagi teman-teman yang belum nonton dan tidak mau kena spoiler, bahkan yang tipis sekalipun, harap hati-hati ya ^_^
Sudah siap menyimak? Hajimemasyou.
Film One-Eye Flashback dibuka dengan adegan flashback yang terjadi 10 bulan sebelum kasus Furinkazan (episode 516-517 di serialnya). Tepatnya ketika Inspektur Yamato Kansuke mengejar pelaku kejahatan di tengah gunung salju. Disini, Kita bisa lihat penyebab Inspektur dari Nagano tersebut terluka parah dan kehilangan salah satu penglihatannya.
Adegan pun berpindah ke masa kini, tepatnya di rumah keluarga Mori yang sedang siap-siap untuk makan malam.
Di tengah ramainya situasi persiapan tersebut, Mori Kogoro mendapat telepon dari Wani. Wani adalah rekan Kogoro ketika masih menjadi Polisi. Tujuan Wani menelepon Kogoro adalah mengajaknya bertemu untuk membicarakan sesuatu yang memiliki hubungan dengan kejadian yang dialami Inspektur Yamato.
Sayangnya, belum sempat pertemuan itu terjadi, Wani tewas ditembak orang tak dikenal di hari seharusnya mereka bertemu.
Hal ini tentu memancing emosi Kogoro. Ia pun langsung memaksa Takagi dan Sato untuk mengizinkannya ikut melakukan penyelidikan ke Nagano.
Conan pun tidak tinggal diam dan membatalkan rencananya untuk nonton pertandingan bola bersama Ran. Mereka berdua akhirnya pergi ke Nagano tanpa sepengetahuan Kogoro dan bertemu dengan grup Detektif Cilik dan Profesor Agasa yang sedang jalan-jalan ke observatorium di gunung salju.
Bantuan juga datang dari trio kepolisian Nagano yaitu Kansuke, Yui dan Komei serta Biro Keamanan Publik meski tidak secara langsung.
Dengan dukungan yang mantap itu, berhasilkah Conan membantu Mori Kogoro menemukan pembunuh temannya? Lalu, apa yang sebenarnya hubungan Yamato Kansuke dengan kejadian ditembaknya Wani?
Jawabannya bisa teman-teman temukan di bioskop terdekat yaaaa.
Dan sementara teman-teman menuju bioskop, gw akan menuliskan kesan gw disini ya wkwkwkwkwkwk.
Menurut gw, Detective Conan Movie: One Eye Flashback adalah film Conan yang terasa sedikit berbeda dari biasanya tapi tetap asyik buat ditonton.
Hal yang paling bikin gw merasa film ini beda adalah berkurangnya porsi adegan kurang masuk akal yang biasa dilakukan Conan.
Tentu tetap ada adegan yang sudah jadi khas Conan, tapi skala tidak masuk akalnya adegan tersebut menurut gw tidak se “wow” biasanya 😆.
Sebagai gantinya, Kita bakal disuguhi adegan kejar-kejaran dan tembak menembak yang sering ada di film bertema polisi.
Mungkin karena fokus film ini lebih ke karakter polisi, jadi adegan action yang ditampilkan juga dibuat lebih realistis ya.
Tapi menurut gw, adegan actionnya seru kok, apalagi latarnya itu ada di gunung salju. Jelas medan yang sangat menantang buat para jagoan kita dan bikin film ini terasa lebih asyik untuk ditonton.
Point tidak biasa lain yang gw temukan adalah porsi Conan yang rasanya tidak semenonjol di film lainnya. Tentu, sebagai tokoh utama, Conan tetap dapat moment bersinar. Tapi karena fokus Conan adalah membantu Kogoro, Kita akan lebih banyak disuguhkan adegan Conan mengumpulkan informasi alih-alih mencoba menyelesaikan kasus yang sering dibuka dengan kata ‘’alele’’ itu wkwkwkwkwk.
Hal ini tentu membuat karakter lain mendapat kesempatan untuk bersinar. Di film ini, porsi lebih diberikan kepada trio Nagano yaitu Kansuke, Yui dan Koumei serta Kogoro yang sepanjang film tampil serius tanpa tidur.
Cuma, gw punya sedikit unek-unek tentang bagian ini karena fokus karakter jadi agak terasa samar bagi gw.
Maksudnya, dari sinopsis dan promo film, gw berpikir kalau Kogoro akan menjadi fokus utama dengan trio Nagano sebagai karakter yang dapat porsi lebih untuk membantu beliau.
Tapi setelah nonton, gw malah jadi merasa kalau Kogoro hanya merupakan pancingan untuk menceritakan apa yang terjadi pada Kansuke. Jadinya batin ini sempat mempertanyakan siapa sebenarnya karakter yang film ini inginkan untuk jadi fokus utamanya wkwkwkwk.
Sebenarnya, mungkin gw yang harus membiasakan diri. Karena gaya bercerita film Conan beberapa tahun ini memang seperti itu.
Cuma bagi gw, gaya seperti ini bikin beberapa moment yang harusnya meninggalkan kesan yang kuat, malah jadi kurang terasa (ups hampir spoiler, tahan-tahan).
Faktor lain yang juga membuat film ini asyik ditonton bagi gw adalah cerita dan misteri yang disajikan.
Menurut gw, ceritanya asyik karena bisa nyambung dengan masa lalu Kansuke yang belum diceritakan di seriesnya. Misterinya juga tidak terasa maksa sehingga selama nonton, gw gak mikir “loh kok ini tiba-tiba begitu?”
Point lain yang bikin gw makin menikmati film ini adalah kembali munculnya Takagi dan Sato bersama dalam satu film. Ini merupakan pertama kalinya sejak film The Bride of Halloween.
Memang sih, porsi mereka lebih ke support character, beberapa orang mungkin menganggap mereka hanya sekedar tempelan. Tapi buat gw, keberadaan Takagi dan Sato sepanjang film tuh sudah pas dan bikin senang.
Terima kasih sudah menghadirkan couple kesayangan gw ini. Berharap banget mereka akan dapat porsi dan moment yang lebih mantap di film-film selanjutnya.
Kesimpulannya, meski ada point yang sedikit gw sayangkan, tidak mengubah pemdapat gw kalau One-Eye Flashback merupakan film yang menyenangkan untuk ditonton. Gw memang menaruh ekspektasi terhadap film ini karena di seriesnya, episode yang menghadirkan kepolisian Nagano itu bagus dan seru.
Syukurlah, ekspektasi itu terjawab dengan baik. Mulai dari misteri, aksi, komedi, romance tipis-tipis tapi manis, semua diramu menjadi tontonan yang apik dan menghibur.
Oh iya, untuk OST-nya, movie tahun ini diisi oleh KingGnu lewat lagu berjudul Twilight. Lagunya cukup asyik meski belum bisa menggeser posisi top 5 OST Conan Movie favorit gw.
Okelah, karena tulisan gw sudah cukup panjang dan khawatir berujung dengan semakin banyaknya spoiler yang terbuka, gw sudahi postingan kali ini sampai disini dulu ya.
Terima kasih buat yang sudah mampir dan baca.
Sampai ketemu di postingan selanjutnya 😄😄😄
P.S: yang sudah nonton filmnya boleh banget loh berbagi kesan di kolom komentar. Jangan malu-malu ya 😆😆







0 comments:
Post a Comment